Penggalan-penggalan adegan di cerbung saya yang terbaru
Udara dingin yang menusuk tulang semakin
membuatku merasa bahwa aku harus segera bicara pada ibuku. Yaa apapun yang
kulihat saat di rumah James tadi, harus ada jawabannya. Harus ada
penjelasannya. Tentu saja satu-satunya tempat memperoleh jawaban dan penjelasan
adalah dari mulut ibuku sendiri. Aku berjalan, terus berjalan. Memutuskan untuk
pulang dari rumah James yang mewah dan hangat dan berjalan menuju rumahku yang
kecil, dan dingin. Juga gelap. Entah mengapa tak terpikir olehku untuk
menggunakan papan skateku agar lebih
cepat sampai ke rumah. Hanya saja—hanya saja aku sedang ingin berjalan. Berjalan
sambil memikirkan alasan mengapa ibuku mengusir ayah ? mengapa ibuku tak
tinggal satu rumah dengan ayah ? atau lebih tepatnya, mengapa ibu sangat
membenci ayah ? berbagai hipotesa muncul, tapi tak ada satupun yang masuk akal.
Apakah mungkin karena ayah selingkuh ? atau mungkin ibu merasa bahwa ayah tak
pantas menjadi pendamping hidupnya ? Oh tuhan.. Aku semakin penasaran..
Seandainya saja aku punya mesin waktu—aku bisa melihat semuanya dan memperbaiki
semua kesalahan tanpa ada kesalahan sedikitpun.
Lampu sudah kupadamkan. Namun rasanya otak ini
masih begitu panas. Panas memikirkan hal rumit yang terjadi sepanjang hari ini.
Mengapa semuanya terjadi begitu bersamaan ? tak taukah kalian bahwa aku butuh
waktu untuk memikirkan ini semua ? Persetan dengan hal-hal fantasi yang
dikatakan guru sialan itu tadi sore. Atau persetan dengan William Burnez yang
tak tau aturan itu. Yang paling penting bagiku sekarang adalah, memperoleh
penjelasan serta jawaban akan kepenasarananku selama ini. Tapi—apa yang barusan
dikatakan ibu tadi cukup membuatku penasaran. Aku ke sini ? Rasanya tidak
mungkin aku bisa ke sini sedangkan aku saja baru sampai setengah jam setelah—aku
yang lain—ke sini. Apa aku mengigau berjalan ke sini saat tidurku yang singkat
tadi di rumah James ? Ahh rasanya tidak mungkin. Lantas apa ?
Pikiranku makin ke mana-mana. Hingga akhirnya
aku hampir tertidur pulas di antara bantal dan gulingku yang empuk. Udara
dingin yang masuk dari jendela semakin menambah kenyamananku. Ditambah sebuah
pigura bersandar di sampingku. Pigura yang di dalamnya terdapat foto seorang
gadis mungil dan cantik. Yaa—dialah caitlinku. Aku makin lelap dan, lelap.
Hingga aku tak bisa membuka mataku dengan sempurna lagi. Pandanganku makin
gelap, dan akhirnya, aku menyerah, aku tertidur.
yaa inilah secuwil dari banyaknya adegan di cerbung saya yang sampai sekarang belum selesai. semoga bisa secepatnya selesai yah...


Komentar
Posting Komentar